Valve Kembali ke Jalur Hardware dengan Tiga Perangkat Baru yang Ramah Open Source

Valve Kembali ke Jalur Hardware dengan Tiga Perangkat Baru yang Ramah Open Source

Steam Hardware Valve Steam OS

Valve tiba-tiba saja membuat gebrakan besar di tengah komunitas gamer PC. Dalam pengumuman mengejutkan pada Rabu, 12 November 2025, perusahaan asal Bellevue, Washington ini meluncurkan tiga perangkat keras terbaru dalam keluarga “Steam Hardware”, termasuk Steam Machine, Steam Frame, dan Steam Controller generasi baru. Ketiganya direncanakan rilis awal 2026 dan menandai kembalinya Valve ke pasar perangkat fisik, yang kali ini dengan visi yang lebih matang dan didukung fondasi open source yang lebih kokoh.

Berbeda dengan upaya pertama mereka di tahun 2015 yang kurang sukses, kali ini Valve datang dengan pendekatan yang lebih jelas, membangun ekosistem gaming berbasis Linux yang benar-benar layak pakai sehari-hari. Hal ini terlihat dari konsistensi mereka menggunakan SteamOS, sistem operasi berbasis Linux yang kini sudah sangat matang berkat pengembangan intensif sejak era Steam Deck.

Steam Machine: PC Gaming di Ruang Keluarga yang Berjiwa Open Source

Steam Machine adalah kotak kecil berbentuk kubus (6 inci, sekitar 16 cm) yang dirancang untuk “menumpang” manis di rak hiburan kita. Akan tetapi jangan tertipu ukurannya, perangkat ini dikemas dengan chip AMD semi-custom berbasis arsitektur Zen 4 dan GPU RDNA3. Spesifikasinya termasuk CPU 6-core/12-thread dengan clock hingga 4,8 GHz dan GPU dengan 28 compute unit yang mampu menampilkan game hingga resolusi 4K. Ditambah RAM 16GB DDR5 dan 8GB GDDR6, Steam Machine siap menjalankan banyak game modern, meski ada sedikit pertanyaan soal apakah 8GB VRAM cukup untuk game AAA terkini di 4K.

Yang menarik, Steam Machine tidak hanya kotak game. Jika dihubungkan ke monitor dan keyboard, perangkat ini berubah menjadi PC Linux lengkap berbasis KDE Plasma, membuka pintu lebar-lebar untuk penggunaan desktop sehari-hari. Dan karena berjalan di SteamOS, yang telah dioptimalkan untuk TV, pengguna tetap bisa menikmati ribuan game di library Steam mereka berkat layer kompatibilitas Proton, proyek open source Valve yang memungkinkan game Windows berjalan mulus di Linux.

Steam Controller: Kembali dengan Sentuhan Steam Deck

Controller baru ini terasa seperti saudara kandung Steam Deck. Perangkat ini menggabungkan trackpad tekanan-sensitif, joystick magnetik generasi kedua, serta gyroscope 6-axis dan haptik HD untuk pengalaman bermain yang presisi dan imersif. Trackpad ganda yang jadi ciri khas controller Valve dulu kini diintegrasikan secara lebih natural ke dalam layout tradisional, menjembatani gaya bermain klasik dan inovatif.

Kontroler ini juga sangat ramah ekosistem open source, selain bekerja sempurna dengan Steam Machine lewat koneksi nirkabel 2,4 GHz berlatensi rendah, perangkat ini tetap kompatibel dengan PC Windows lewat USB atau Bluetooth, dan tentu saja, bisa digunakan di distribusi Linux apa pun yang mendukung input HID standar.

Steam Frame: VR Mandiri Berbasis Steam

Meski detailnya lebih sedikit, Steam Frame diperkenalkan sebagai headset VR mandiri yang bisa menjalankan dan streaming game dari perpustakaan Steam pengguna, lengkap dengan input dari controller. Ini bukan sekadar aksesori, melainkan PC VR utuh dalam satu perangkat, lagi-lagi berjalan di atas fondasi Linux dan SteamOS.

AMD dan Semangat Open Source

Kemitraan Valve dengan AMD terus berlanjut dalam ekosistem ini. GPU RDNA3 dan CPU Zen 4 yang digunakan tidak hanya menawarkan performa, tapi juga dukungan driver open source yang solid di Linux. AMD dikenal sebagai vendor hardware yang aktif berkontribusi ke kernel Linux dan proyek Mesa (driver grafis open source), sehingga perangkat ini menjadi pilihan logis bagi Valve dalam membangun platform yang transparan dan berkelanjutan.

Kombinasi antara SteamOS, Proton, dan hardware AMD menciptakan lingkaran virtuous, di mana game berjalan lebih baik di Linux, developer lebih termotivasi untuk mendukung platform terbuka, dan pengguna mendapat kebebasan tanpa ketergantungan pada sistem tertutup seperti Windows.

Penuh Harapan, tapi Masih Menunggu Harga

Valve belum mengumumkan harga atau tanggal rilis pasti, hanya berupa “awal 2026”. Namun antusiasme sudah terasa di komunitas, terutama karena pendekatan Valve kini jauh lebih realistis dan terintegrasi. Hal ini bukan sekadar percobaan hardware lagi, melainkan perpanjangan alami dari kesuksesan Steam Deck.

Dengan tiga perangkat baru ini, Valve tampaknya tidak hanya ingin menjual produk, akan tetapi membangun masa depan gaming PC yang lebih terbuka, bebas, dan menyenangkan. Dan untuk penggemar software open source, tentu itu adalah kabar yang sangat menggembirakan.


Sumber:

Tambah komentar

Previous Post